Wednesday, September 25, 2019

Hello Again! InsyaAllah Umroh!

Hai :)

Ya Allah, ngga terasa sudah 1 tahun tidak menulis blog. Mungkin karena belakangan ini saya menulisnya di instagram. Hehehe. Pada postingan ini, saya ingin cerita tentang pengalaman mengurus persiapan umroh.

Bermula dari obrolan saya dengan ibu mengenai ibadah haji. Ayah saya yang sudah tergolong lansia belum pernah ke Tanah Suci sama sekali. Mau diberangkatkan haji, beliau tidak mungkin sendiri dan harus pakai skema Haji Plus supaya tidak menunggu antrian terlampau lama. Tapi kalau tidak sendiri, kami tidak kuat menanggung biaya (maklum, Haji Plus biayanya 100 juta-an/ orang). Jadi, saya dan ibu terpikir bahwa jalan tengahnya adalah umroh. Kalau umroh, insyaAllah udah ada uangnya untuk berangkat berdua. 

Bismillah.
Saya langsung mencari travel umroh dengan cara googling dan meminta rekomendasi dari teman/saudara yang sudah pernah umroh. Saat googling, saya cari travel umroh yang kantornya di daerah Jakarta Timur. Ada beberapa yang masuk list pencarian saya, kemudian saya cari nomor PPIU travel-travel tersebut di website https://simpu.kemenag.go.id/.

Alhamdulillah yang ada di list saya semua ada nomor izinnya. Dan...akhirnya saya memilih datang ke kantor salah satu travel umroh di Cawang Otista. Sambutannya ramah dan baik sekali. Tapi kemudian, saya mendapat rekomendasi travel AliaGo dari Om dan sahabat saya. Mereka bilang manajemen saat umrohnya tergolong rapi. Wah, tanpa pikir panjang, langsung saya googling si AliaGo ini. Alhamdulillah juga kantornya AliaGo reachable dari kantor, yaitu di Mall Cipinang Indah.  Ga lama, langsung saya datangi tu kantornya. Hehe.

Ternyata sedang ada promo umroh dengan pesawat Flynas di AliaGo. Harga paketnya 22 juta ditambah biaya perlengkapan Rp 990.000 dan visa umroh $80. Jika dijumlahkan, biaya totalnya sekitar 24 juta-an, atau saya bulatkan saja jadi 25 juta. Pas deh dengan budget saya dan ibu.

Kalau sudah yakin mau pilih travel tersebut, kita perlu menyerahkan beberapa berkas dalam bentuk hard dan soft.

Beberapa persyaratan yang harus diserahkan dalam bentuk hardcopy antara lain:
1. Paspor,
2. Buku kuning (bukunya seperti paspor berisi bukti bahwa kita sudah suntik vaksin meningitis),
3. Pas foto 2 lembar.

Sisanya boleh diserahkan dalam bentuk softcopy, yaitu:
1. Fotokopi KTP,
2. Fotokopi KK,
3. Fotokopi Akte Lahir (Ini wajib ada apalagi untuk jemaah perempuan karena perlu berangkat sama mahram). Dalam pengalaman saya, karena saya (insyaAllah) berangkat dengan Ayah, jadi Ayah saya yang jadi mahram saya.
4. Fotokopi Buku Nikah (Jika ada). Kalau saya, belum ada..... (kemudian galau. hahahaha)

Setelah memilih travelnya, saya kemudian mencari lokasi untuk suntik meningitis. Pilihan saya jatuh ke RS Budhi Asih di Jalan Dewi Sartika. Kenapa kesitu? Kebetulan karena ada teman yang posting tentang ketersediaan vaksin tersebut di situ dan karena deket aja sama kantor. Hehe. Proses suntiknya pun mudah.

Saya datang pagi-pagi jam 7. Kemudian mengambil nomor antrian untuk Umum (dibantu satpam). Setelah itu saya mengantri di loket. Biaya administrasi pasien barunya Rp 20.000 dan ini dibayarkan di kasir loket. Dari kasir loket, saya diarahkan untuk ke ruang MCU di Lantai 7. Nah, di Lantai 7 inilah saya baru bayar  biaya vaksinnya yaitu Rp 305.000. Saat itu, saya ditawarkan paket promo bundling vaksin meningitis plus influenza seharga Rp 450.000. Tergoda lah saya... Hahaha. Soalnya saya cukup mudah kena flu. Jadi yaudah saya pilih yang paket saja.

Alhamdulillah (lagi) prosesnya cepat. Poli MCU nya tidak terlalu ramai pengunjung. Sehingga jam 8.00 saya sudah selesai vaksin sekaligus mendapatkan buku kuning. Yeay! Happy!

Gitu deh... Alhamdulillah. Mungkin ini ya yang namanya jodoh. Wakakak. Segala sesuatu jadi mudah. Lancar jaya. Ya Allah, semoga urusan ini terus dipermudah sampai nantinya saya dan ayah bisa umroh. Kemudian kembali ke rumah dengan selamat. Buat yang baca ini, mohon doanya ya :D


Terus, buat yang baca ini tapi belum umroh, semoga Allah mudahkan untuk umroh atau bahkan haji! Aamiin YRA.

Salam,
Marina.