HAI :)
Kali ini saya mau cerita tentang
pengalaman saya mengikuti kegiatan #VoluntripRound2 yang diadakan oleh Dompet
Dhuafa. Semua berawal dari email yang saya terima dari Dompet Dhuafa mengenai
kesempatan untuk menjadi volunteer di kegiatan #VoluntripRound2. Berbekal niat
ingin mencoba kegiatan volunteer, saya pun mendaftarkan diri tidak lama setelah
saya menerima email tersebut.
Daftarnya gampang, tinggal nge-klik link yang
disediakan lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada (misalnya: pertanyaan
mengenai data pribadi, pengalaman volunteer, dan motivasi ikut kegiatan
voluntrip). Terus terang, saat ngisi formulir, saya ngga serius-serius amat. Hehehe.
Udah gitu saya ngga memantau perkembangan pendaftaran #VoluntripRound2, hingga
tiba-tiba saya dapat pengumuman bahwa saya diterima menjadi volunteer :D Yeay
senang sekali.
PRA-VOLUNTRIP ROUND 2
Ternyata kegiatannya serius
kawan. Jadi beberapa hari setelah pengumuman, kami diminta untuk datang ke technical meeting. Di technical meeting kami diberi informasi
mengenai gambaran kegiatan voluntrip, lokasi kegiatan voluntrip (MI Al-Khoeriyah,
Desa Cintamanik Bogor) pembagian kelompok, dan tugas kami sebagai relawan. Kegiatannya
lebih mirip kegiatan baksos dan kelas inspirasi. Kami diberitahukan bahwa
nantinya kami akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk tinggal di
rumah beberapa warga. Selain itu, kami sebagai relawan pun diminta untuk
membawakan materi untuk kegiatan “Indoor Teaching”, membawakan materi “Penyuluhan”,
dan menjadi pendamping adik di kegiatan “Outdoor Games”. Oh, ada juga kegiatan “Aksi
Layanan Sehat”, tapi saya ngga terlibat langsung. Yang terlibat ALS adalah
dokter dan rekan-rekan yang bergelut di bidang medis.
Untuk “Indoor Teaching”, kami
diminta untuk membawakan materi mengenai Indonesia, mengenalkan berbagai macam
profesi, dan memberikan motivasi kepada adik-adik. Sementara itu, untuk kegiatan
“Penyuluhan”. Kami diminta untuk memberikan penyuluhan mengenai cara menjaga
kebersihan tubuh, cara mencuci tangan yang benar, cara merawat kebersihan gigi,
serta penyuluhan mengenai bahaya rokok. Untuk kegiatan “Outdoor Games”, panitia
sudah menyiapkan games, kami hanya tinggal menjadi pendamping.
Terus terang, setelah ada
pembagian tugas tersebut, saya yang awalnya santai jadi serius :’D Wakakaka.
HARI-H VOLUNTRIP ROUND 2
Sebagai relawan, kami
dikelompokkan dengan orang-orang yang berbeda di setiap kegiatan. Tujuannya
supaya relawan bisa saling mengenal. Yowislah. Awalnya saya ngga demen-demen
amat karena koordinasinya jadi rempong, tapi metode tersebut ternyata OK BANGET. Saya jadi kenal semua relawan voluntrip.
Pada kegiatan Indoor Teaching,
saya sekelompok dengan Rima, Dwi, Fauzi, dan Amira kebagian mengajar
adik-adik kelas 3.
Pada kegiatan Penyuluhan, saya
sekelompok dengan Aini dan Sanya.
Pada kegiatan Outdoor Games, saya
berpasangan dengan Mita.
Sementara itu, saya serumah
dengan Ditta dan Silvia.
Untuk kegiatan pengenalan
Indonesia, profesi, dan pemberian motivasi, saya, Rima, Dwi, Fauzi, dan Amira, sudah
berbagi tugas cetak materi ajar, cetak name-tag, dan lain-lain. Ketika hari-H,
kami membawa peta Indonesia, gambar baju adat daerah, gambar landmark/tempat wisata terkenal di
Indonesia, dan gambar presiden-presiden Indonesia. Tujuannya supaya adik-adik
mengenal bahwa di luar desa mereka, ada pulau-pulau yang dapat mereka
eksplorasi, ada orang-orang dari berbagai suku dan latar belakang budaya, ada
berbagai tempat menarik yang dapat mereka kunjungi suatu hari (ngga cuma Tanah
Abang ya adik-adik ;) ), dan ada orang-orang yang berjuang untuk memimpin
Indonesia. Setelah mengenalkan Indonesia, kami beralih ke pengenalan profesi.
Kami membawa materi ajar berupa gambar dari berbagai macam profesi. Adik-adik
kami kenalkan pada ragam profesi seperti dokter, nakhoda, masinis, pilot,
polisi, teknisi, montir, pelukis, penari, dan lain-lain. Kami pun bertanya
mengenai cita-cita mereka. Beberapa ada yang malu-malu dan tidak mau menjawab,
tapi beberapa ada juga yang menjawab ingin menjadi guru, montir, kyai, dan
ustadzah. Nah, sayang banget kami ngga bawa gambar kyai dan ustadzah. Maap yang
adik-adik. Mudah-mudahan adik-adik bisa menjadi apa yang adik-adik cita-citakan
yaa. Aamin YRA. Di ujung acara, kami memotivasi adik-adik untuk berani
menggapai cita-citanya kemudian meminta adik-adik menuliskan keinginan mereka
di pohon motivasi.
Kesan: Hal yang menarik ketika sesi
“Indoor Teaching” adalah adik-adik mau mendengarkan kami, berusaha mengingat
informasi yang kami berikan, dan mau menjawab pertanyaan kami (meski
salah-salah). Hihihi.
Dengan adik-adik kelas 3 |
Masih adik-adik kelas 3 :) |
Setelah “Indoor Teaching”,
tibalah saatnya melakukan kegiatan “Outdoor Games”. Dalam kegiatan tersebut, adik-adik
dibagi-bagi ke beberapa kelompok dan ditemani oleh 2 orang kakak relawan. Saya
kebagian berpasangan dengan Mita. Kelompok kami ramenya rame betul.
Anak-anaknya bersemangat sekali. Ada Uun yang terpilih jadi ketua kelompok, ada
Aditya, Jalal, Bunga yang kecil imut ngegemesin, dll. Anak-anaknya kompetitif BANGET.
Setelah kalah di pos pertama, adik-adik kelompok saya berusaha keras untuk
menang (dan terbukti menang terus hingga akhir pos terakhir).
Yang paling
berkesan adalah pas permainan makan kerupuk. Kerupuknya digantung tinggi
banget, sehingga kakak relawan harus menggendong adik supaya adik bisa makan
kerupuk. Berhubung kakak relawannya perempuan dua-duanya, nampaknya mereka ngga
tega, lalu akhirnya mereka gendong-gendongan. Sementara yang lain
gendong-gendongan, Bunga menonton dengan gemasnya di pinggir sambil
menyemangati teman kelompoknya. Hehehehe. Melihat adik-adik sangat semangat, saya
menawarkan punggung. Saya pikir bakal yang kecil-kecil yang naik ke punggung
saya. Eh taunya malah Adit yang naik. Si Adit ini badannya termasuk gede,
hampir segede saya :’’’’D mau nangis pas dia manjat, tapi pengen ketawa juga. Ketawa miris. Hahaha.
Untung aja saya dibantu adik-adik yang lain ketika mengangkat Adit. Kalo ngga,
kakak ngga kuat. Yeah, setelah keliling pos, akhirnya permainan selesai.
Gendong-gendongan! |
Adik-adik belajar sabar dan fokus di permainan ini :D |
Setelah kegiatan “Outdoor Games”,
jam 14.00 kami mengadakan “Penyuluhan”. Materi untuk penyuluhan sebenarnya
sudah diberikan oleh panitia, tetapi kami diberi kebebasan untuk menambah materi-materi
yang dirasa perlu dan menggunakan metode sesuai dengan karakteristik anak yang
akan kami suluh. Untuk kegiatan penyuluhan, saya sekelompok dengan Aini dan
Sanya. Alhamdulillah, Aini adalah dokter gigi, jadi kami ngga perlu bingung
mikirin materi ajar. Hihihi. Udah ada expertnya.
Aini udah punya lagu tentang cara sikat gigi dan punya alat peraga cara
menyikat gigi yang benar. Selain itu, Sanya yang anak IPB ternyata punya
kenalan yang tau lagu cara cuci tangan yang benar. Yeay. Happy deh. Jadi, kami
tinggal cari materi mengenai cara menjaga kebersihan tubuh dan materi tentang
bahaya rokok. Setelah clingak clinguk
di Youtube dan nanya-nanya kelompok lain, akhirnya kami sepakat untuk membuat
poster sederhana tentang manfaat mandi dan akibat tidak mandi, serta membuat
percobaan untuk menunjukkan bahaya rokok.
Udah mateng banget nih materi, tapi
ternyata pas hari-H datanglah hujan :’) jadi kelas penyuluhan yang awalnya mau
diadakan di luar dan dikelompokkan berdasarkan kelas, akhirnya diadakan di satu
ruangan beratap tapi tak berjendela. Adik-adik dikumpulin semua jadi satu dan
kami (relawan) jadi berkolaborasi. Lumayan…yang awalnya harus bawain semua
materi, sekarang tinggal berbagi tugas ;) Saya kebagian membawakan materi
tentang menjaga kebersihan tubuh, Sanya membawakan materi tentang cuci tangan,
Aini dan Mba Wina membawakan materi tentang cara menjaga kesehatan gigi, dan
kelompoknya Rima, Dwi, Ayu melakukan demonstrasi bahaya merokok. Tidak lupa,
selama kami membawakan materi, relawan lain membantu mengajari nyanyian di
depan adik-adik dan meramaikan kegiatan.
Kesan: Wuah, ternyata adik-adik
atentif lho. Mereka mau mengikuti kami bernyanyi, beberapa dari mereka sudah
tahu materi yang kami bawakan dan tidak sungkan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan kami. Seneng :D
Oiya, kegiatan penyuluhan itu
jalannya paralel dengan ALS. Denger-denger jumlah warga yang datang ke ALS
mencapai 150 orang. Dokternya hanya Ditta seorang, tapi untungnya dibantu juga
dengan rekan-rekan profesi medis lainnya. Wow banget kaaan. Penyakit warga yang
datang ke ALS bervariasi, tapi rata-rata penyakit gatal-gatal dan batpil (batuk
pilek).
Percobaan untuk Membuktikan Bahaya Rokok. Adik-adik pakai masker biar aman. |
Setelah seharian berkegiatan dan bermain
dengan warga (dan tentunya adik-adik yang ucul), kami pun pulang untuk mandi
dan makan. Susah banget buat mandi coy. Ngga semua rumah punya kamar mandi karena
warga umumnya masih melakukan MCK di sungai. Untuk itu, saya memutuskan untuk mandi
di kamar mandi musholla. Kamar mandi musholla ini pintunya copot :’D jadi kalo
mandi, kudu ada yang jagain. Takut-takut kalo ada yang ngintip. Saya pun bekerja
sama dengan Ditta untuk bergantian menjaga pintu. AKHIRNYA. Seger banget
setelah mandi. Badan jadi terasa ringan dan wangi.
Malamnya kami berkumpul dengan
panitia untuk mengadakan makrab-makraban. Disitu kami memainkan permainan “konsentrasi”.
Yang ngga konsen, kena coret cat air. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah yang
Maha Kuasa, saya ngga kena coret. Habis kegiatan itu, kami pulang ke rumah
singgah masing-masing dan bobo….
Foto di depan Rumah Bu Eem dengan keluarganya :) |
Besok paginya, kegiatan kami sudah
tidak lagi terlalu melibatkan adik-adik. Meski demikian, banyak adik-adik yang
ikutan selama kami berkegiatan. Pagi setelah sarapan, kami membuat kipas sate
dengan diajari oleh warga. Beberapa ada yang jago, ada juga yang cemen (saya).
Kipasnya seadanya :’D Salah satu yang jago adalah Imam. Tadinya saya ngajarin
Imam, tapi ternyata doi lebih cepet paham, selesai duluan, dan kipasnya cakepan.
Hahaha. Auk ah Mam. Bodo amat. (kata-kata banyolan khas Imam).
Setelah bikin kipas, kami main
games sebentar (lengkap dengan coret-coret muka dan bedak tepung), lalu jalan
ke Curug. Curugnya memang bukan curug yang besar, tapi tetap cantik! Ampun deh.
Happy banget selama jalan menuju curug. Kami berjalan MENYSURI SUNGAI dan MELEWATI
PEMATANG SAWAH. Selama kami berjalan, adik-adik pun ikutan jalan. Bayangkan ya,
mereka hanya pake sandal jepit dan beberapa bahkan ngga pakai alas kaki. Ngga
ada yang pakai sandal gunung ataupun sepatu trekking, tapi mereka jalannya
lincah-lincah dan jago banget. Loncat sana loncat sini. Bahkan, ketika harus
manjat bebatuan saat menyusuri sungai, saya ditolong (ditarik) oleh adik-adik
itu. Makasih ya dik :’D Daaaan akhirnya sampailah kami di CURUG! YEAAAAY. Adik-adik
yang menyertai perjalanan kami ngajak mandi di curug. Awalnya saya ngga mau ikutan
mandi karena males bawa pulang pakaian plus sepatu basah. Tapi setelah lama
ngeliat adik-adik pada mandi, kemudian ngeliat Randy dan Amel mandi, saya pun
ikutan. Rasanya, nyesss. Adem dan bebas banget mandi di curug. Seneng dan udah
ngga kepikiran lagi tentang bawaan berat. Ngga peduli dah. Pulang tinggal
pulang bawa baju basah. Momen mandi-mandi di curug sama adik-adik dan teman-teman Voluntrip
mah kapan lagi kan….
So here we are :)
Bocah Main Air :D |
Foto Bersama di Curug Cintamanik :) |
Terima kasih untuk warga Desa Cintamanik yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan kam, rekan-rekan panitia Voluntrip 2, Dompet Dhuafa yang sudah memfasilitasi kami, dan tentunya teman-teman volunteer di Voluntrip 2!
PASCA VOLUNTRIP ROUND 2
#VoluntripRound2 ini meninggalkan
kesan yang cukup mendalam buat saya. Saya merasa senang bisa berkenalan dengan
orang-orang luar biasa dari berbagai macam profesi (sampe sekarang grupnya
masih rame. Heran. Rata-rata jomblo kali yak?! xD ), saya merasa senang bisa
ketemu dan berbagi dengan adik-adik di MI Al-Khoeriyah, saya merasa senang bisa
menginap di rumah Bu Eem yang ramah sekali dan doa buat kami nya panjaaaang
sekali, saya merasa senang karena berkesempatan melihat kondisi di Desa Cintamanik dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan saya senang sekaliii karena bisa mengunjungi curug di Desa
Cintamanik.
Buat saya, #VoluntripRound2 ini
mengajarkan saya untuk mensyukuri hal-hal sederhana dalam hidup. Kemudahan yang
sehari-hari saya rasakan (mau mandi tinggal puter keran langsung ngocor air
bersih, kamar mandi tertutup ngga perlu ada yang jaga, mau minum air dingin
tinggal buka lemari es, kalo kepanasan tinggal nyalain kipas/AC, jalan kesana
kemari banyak pilihan moda transportasi, cari sekolah yang layak mudah, tempat
tinggal yang layak ada, mudah mengakses layanan kesehatan, kerja freelance dengan gaji yang cukup buat
hidup, orangtua yang sabar dan melindungi kita, teman yang peduli, dll) sebenarnya
adalah kemewahan yang seringkali luput untuk disyukuri.
Perjalanan ini jadi reminder pribadi buat saya. Malu lah
kalo ngeluh melulu dan ngerasa ngga punya apa-apa. Ternyata, dengan jalan
sedikit ke pinggiran Jakarta, masih banyak saudara-saudara yang hidup dalam
kesederhanaan dan keterbatasan.
Yuk bersyukur dan berbagi sesuai
dengan kemampuan+kesediaan kita!
NB: Lagu penyuluhan saya lampirkan
di postingan berikutnya.
Silahkan digunakan dengan bijak :)
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
kalau jadi volunteer gitu untuk makan dan ongkos transport di danai atau dengan uang sendiri ya ka?
ReplyDelete