Kakak gw berpesan sama gw “jangan menikah dengan orang yang kamu kagumi, karena nanti akan banyak kecewanya.”
Begitu obrolan sore hari saya
dengan teman saya yang (sebut saja) bernama Ulik.
Pernyataan tersebut seketika
membuat hati saya mencelos. Wah, saya setuju. Karena yang namanya manusia itu
ngga ada yang sempurna. Ngga ada yang 100% baik. Ngga ada yang 100% bisa
memenuhi kemauan kita. Intinya mah, pasti ada flaws nya.
Malamnya saya liat postingan Instagram
junior saya (@neysanadia).
If you do not want what I want, please try not to tell me that my want is wrong.Or if I believe other than you, at least pause before you correct my view,Or if my emotion is less or more intense than yours, given the same circumstances, try not to ask me to feel other than I do.Or if I act, or fail to act, in the manner of your design for action, please let me be.You and I are fundamentally different and both of us have to march to our own drummer.(An excerpt of “Please Understand Me” by David Keirsey)
Dari situ saya mikir, memang
betul ya. Dalam hubungan antar-manusia, maklum dan sabar adalah kompetensi yang
perlu kita miliki karena manusia itu hadir dalam bentuk paket yang seringkali
(selalu?) ngga sempurna.
Isi paketnya kurang lebih begini:
Satu paket manusia dengan
kelebihan maupun kekurangan,
Sehat dan sakitnya,
Nyenenginnya dan nyebelinnya,
Orang itu sendiri dan keluarganya
(jika masih ada),
Rasa senang, sedih, marah,
kecewa, takut, dan egoisnya,
Kesukaan dan ketidaksukaannya,
Baik dan buruknya,
Masa lalunya dan masa kini-nya,
Kerja keras dan lelahnya,
Semangatnya dan tidak semangatnya,
Kelembutan dan kekerasannya,
Harapan dan kekecewaannya,
Sabarnya dan marahnya,
Rajinnya dan malasnya,
dan lain-lain.
Memang, menghadapi, mengerti, dan
menerima manusia itu perlu “ruang karet” yang cukup fleksibel supaya kita
sendiri ngga merasa sesak dan orang bersama kita pun ngga merasa sesak. Ruang
karet itu adalah sabar dan maklum. Dan… saya pikir ruang sabar dan maklum itu
bisa diperluas dengan komunikasi asertif 😊
Selamat pagi!
Kalau sebaiknya jangan menikah sama orang yang dikagumi, jadi lebih baik menikahnya sama orang yang bgmn Cil?
ReplyDelete